6.1.3.3.
SC
Operasi Sesar adalah operasi untuk melahirkan/mengeluarkan bayi dari
rahim ibu dengan cara membuat sayatan pada perut dan rahim ibu.
Operasi
sesar biasanya dihadiri oleh dokter ahli kebidanan, ahli anestesi,
perawat dan ahli neonatologi atau seseorang yang ahli dalam melakukan
resusitasi.
Segera setelah menjalani operasi sesar, ibu
dianjurkan untuk berjalan guna mencegah terjadinya emboli paru
(penyumbatan arteri paru oleh bekuan darah yang berasal dari tungkai
atau panggul). Rasa nyeri yang timbul setelah operasi sesar lebih hebat dibandingkan dengan nyeri akibat persalinan melalui vagina.
Sayatan bisa dibuat di rahim bagian atas (insisi klasik) atau di rahim bagian bawah (insisi segmen bawah).
Insisi
klasik digunakan hanya jika plasenta berada dalam posisi yang abnormal
(plasenta previa) atau jika janin berada dalam posisi horisontal.
Perdarahan yang terjadi lebih banyak karena rahim bagian atas lebih
banyak mengandung pembuluh darah dan jaringan yang terbentuk lebih lemah
sehingga kemungkinan akan terbuka pada kehamilan berikutnya.
Berbagai keluhan setelah operasi sesar memang acap terdengar; sering
kebal (mati rasa), nyeri tulang belakang, atau nyeri di perut.
Sebaiknya, jangan keburu panik karena semua keluhan tersebut pada
dasarnya bisa diantisipasi dan diatasi. Tentu saja semua masalah mesti
dikonsultasikan pada dokter kebidanan dan kandungan agar penanganannya
tepat dan intensif. Apa saja sih keluhan yang sering muncul? Kita simak
satu per satu.
Sakit di tulang belakang
Sehabis sesar ibu sering mengalami rasa sakit di bagian tulang belakang
tempat dilakukan suntik sebelum operasi. Keluhan ini umumnya timbul
ketika membungkukkan badan saat mengambil sesuatu atau mengangkat beban
yang lumayan berat. Sumber rasa nyeri berada tepat pada bekas tusukan
jarum suntik saat dilakukan bius lokal. Diduga karena pernah terjadi
trauma di situ.
Sebagai tindakan awal, atasi dengan melakukan gerakan yang tidak terlalu
mendadak atau berubah drastis. Saat mengambil benda kecil di lantai,
contohnya. Sebaiknya ambil posisi jongkok dengan menekuk kaki dan
hindari posisi membungkuk yang akan meningkatkan beban di tulang
belakang. Sedapat mungkin, hindari pula mengangkat beban berat. Selain
itu, lakukan olahraga yang tepat secara teratur agar kesehatan dan
kebugaran tubuh senantiasa terjaga. Untuk penanganan lebih mendalam,
sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter spesialis anestesi yang
menangani pembiusan. Dokter akan memeriksa dan menganjurkan pengobatan
sesuai dengan diagnosisnya. Pemeriksaan penunjang mungkin saja
diperlukan, misalnya rontgen tulang belakang.
Rasa kebal atau kebas di bagian bekas sayatan
Keluhan lain sehabis sesar adalah rasa kebal di bagian atas bekas
sayatan operasi. Ini wajar karena saraf di daerah tersebut boleh jadi
ada yang terputus akibat sayatan saat operasi. Butuh waktu cukup lama,
kira-kira 6-12 bulan, sampai serabut saraf tersebut menyambung kembali.
Ibu-ibu yang mengalami lazimnya diminta bersabar menunggu
serabut-serabut saraf menyambung kembali.
Nyeri dibekas jahitan
Banyak ibu yang mengeluhkan rasa nyeri di bekas jahitan sesar. Keluhan
ini sebetulnya wajar karena tubuh tengah mengalami luka dan
penyembuhannya tidak bisa sempurna 100%, apalagi jika luka tersebut
tergolong panjang dan dalam. Ingat, dalam operasi sesar ada 7 lapisan
perut yang harus disayat. Sementara saat proses penutupan luka, 7
lapisan tersebut dijahit satu demi satu menggunakan beberapa macam
benang jahit. Sayangnya, dalam proses penyembuhan tak bisa dihindari
terjadinya pembentukan jaringan parut. Jaringan parut inilah yang dapat
menyebabkan nyeri saat melakukan aktivitas tertentu. Begitu juga
aktivitas yang berlebihan maupun penekanan di bagian tersebut.
Nah, untuk meminimalkan keluhan yang satu ini mau tidak mau tinggalkan
dulu aktivitas yang berlebihan, apalagi dengan gerakan yang terlalu
cepat. Pilihlah aktivitas ringan yang tidak terlalu memberatkan. Jangan
pula menekan daerah jahitan tersebut, baik sengaja maupun tidak, atau
berjongkok secara tiba-tiba sampai bagian bekas jahitan sesar
benar-benar kering dan kuat.
Keloid di bekas sayatan
Selama masa penyembuhan luka operasi sesar, banyak ibu yang gundah
karena perutnya tak lagi mulus. Apalagi jika di bekas jahitan tersebut
muncul benjolan memanjang yang disebut keloid. Keloid sering muncul pada
bekas luka, termasuk luka akibat operasi sesar, sebagai reaksi tubuh
yang berlebihan dalam proses penyembuhan luka.
Munculnya keloid pada bekas sayatan operasi sesar biasanya disebabkan oleh:
- paparan cairan ketuban yang mengandung faktor pertumbuhan sel
- jenis benang jahit yang dipakai
- teknik menjahit yang digunakan
- bakat seseorang dalam reaksi jaringan
Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan
munculnya keloid. Antara lain, dokter harus melakukan teknik menjahit
yang baik, memilih benang jahit yang tidak iritatif, dan memberikan obat
antikeloid. Usai operasi, ibulah yang harus benar-benar menjaga agar
luka bekas operasi sesar tidak mengalami iritasi, infeksi, atau malah
terbuka yang dapat merangsang terjadinya keloid. Memang ada operasi
untuk mengangkat keloid, tapi upaya ini toh belum dapat mencegah
berulangnya keloid.
Gatal di bekas jahitan
Rasa gatal di bekas jahitan sangat mengganggu dan mendorong ibu untuk
menggaruknya. Urungkan niat itu karena dikhawatirkan jahitan akan
terbuka dan berdampak lebih parah. Sebenarnya, rasa gatal bisa timbul
akibat adanya infeksi pada daerah luka operasi seperti infeksi jamur
atau karena reaksi penyembuhan luka yang berlebihan.
Bila penyebabnya infeksi biasanya akan tampak tanda radang di daerah
jahitan. Ditandai dengan kulit yang berwarna kemerahan, ada luka, ada
cairan yang keluar, terasa panas, dan terasa nyeri bila ditekan. Berbeda
bila disebabkan karena reaksi kulit yang berlebihan; kulit di daerah
jahitan menebal dan mengeras serta menonjol dibanding permukaan kulit
lainnya. Inilah yang disebut keloid.
Bila keluhannya ringan, ibu masih bisa bertahan untuk tidak menggaruk.
Hindari makanan atau zat tertentu yang memang dapat menyebabkan alergi
berbentuk gatal di kulit. Yang tak kalah penting, hindari pemakaian
celana dalam ketat yang akan menimbulkan gesekan pada bekas jahitan
secara berulang kali. Atasi rasa gatal dengan menggunakan salep
antigatal atau antikeloid. Namun untuk menilai sejauh mana
efektivitasnya, konsultasikan dokter kebidanan dan kandungan.
Tak bisa lagi melahirkan normal
Banyak wanita yang merasa tidak sempurna jika tidak pernah menjalani
persalinan normal. Oleh sebab itu, informasi yang mengatakan operasi
sesar akan menutup kesempatan melahirkan normal di kehamilan berikutnya
acapkali membuat ibu gundah. Jangan khawatir, Bu. Melahirkan sesar
ataupun normal bukan acuan seorang wanita dikatakan sempurna. Karena
setiap proses persalinan adalah suatu pengorbanan terbesar dari seorang
ibu. Kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya lah yang harus
diutamakan. Apalah arti 'kesempurnaan', jika nyawa dan kesehatan ibu dan
bayinya yang jadi taruhan.
Untuk kasus-kasus tertentu, ibu yang pernah bersalin dengan cara sesar
dianjurkan untuk kembali disesar pada persalinan berikutnya. Akan tetapi
bila sesar sebelumnya bukan atas indikasi menetap seperti panggul
sempit atau abnormal, berikutnya ibu boleh-boleh saja melahirkan normal.
Tentu saja asalkan segala persyaratan terpenuhi, di antaranya kehamilan
berikut terjadi setelah sesar lewat 1 tahun atau setelah anak
sebelumnya berumur 18 bulan, kondisi jahitan aman, dan tidak ada
komplikasi pada jahitan. Agar bisa melahirkan normal, sebaiknya ibu
mengikuti anjuran dokter. |
0 komentar:
Posting Komentar